Halaman

Sabtu, 18 Mei 2013

Manajemen Waktu dan Uang


Kebanyakan kajian tentang menejemen waktu mengarahkan hasilnya pada suatu hal, yakni kemampuan meraih uang secara lebih optimal. Sebagai Muslim, kita tidak boleh menjadikan perolehan uang sebagai tujuan. Uang harus dijadikan sebagai sarana mencapai tujuan agung, misalnya dengan uang seseorang bisa bersedekah lebih banyak dari fakir miskin, bisa berinfaq untuk keluarga dan anak-anak, dan bisa berinfaq untuk dakwah atau sesuatu yang mengundang ridha Allah,swt. Artinya, perolehan uang dan harta itu sarana untuk memperoleh ridha Allah,swt. Karena itu, seorang mukmin memerlukan pemahaman yang benar tentang menajemen waktu, sehingga ia bisa hidup berkecukupan tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Islam adalah agama yang mengajarkan nilai pertengahan. Berlebihan adalah pekerjaan syaithan. Kekikiran juga pekerjaan syaithan. Sedangkan sikap adil seimbang adalah jalan ideal yang diperintahkan Allah swt.

Dalam banyak firman-Nya, Allah,swt. Mengaitkan masalah rezeki dengan ketakwaan. Yang paling penting dari unsur ketakwaan adalah unsur memanfaatkan waktu untuk amal-amal shalih, yakin kepada Allah,swt. Yakin bahwa Allah swt Maha Kuasa atas pemberian rizki kepada hamba-hamba-Nya. Kita membutuhkan sikap keyakinan seperti ini. Dan kitika kita berupaya mengoptimalkan waktu untuk ridha Allah, maka Allah akan menghamparkan seluruhnya untuk usaha kita. Atau dengan bahasa yang lebih sederhana, pengelolaan waktu yang baik untuk mencari ridha Allah, akan menambah rizki untuk kita, dengan izin Allah swt. (elpk)

RECENT POST..