Beberapa waktu lalu, kami mendatangi Masjid Umar Bin Khattab
di daerah masomba untuk bertemu Junaedi. Junaedi adalah anak yang
direkomendasikan oleh salah seorang teman
kami, Wiwik Supriyatin, untuk bisa diikutkan disalah satu program kami,
#dhuafakembalisekolah. Berbekal informasi yang kami terima dari Wiwik, akhirnya
kami berhasil audiensi langsung dengan anak asal Pasangkayu ini. Dari obrolan
kami bertiga, sudah kelihatan memang junaedi adalah anak yang memiliki semangat
belajar yang tinggi.
Setelah lulus SMP di kampungnya. Junaedi melakukan jajak
pendapat (katakanlah begitu:) dengan beberapa guru SMPnya kemana ia akan
melanjutkan sekolah. Sang guru mengarahkannya untuk lanjut sekolah di SMK
Negeri 3 Palu. Keterbatasan biaya bukan kendala baginya, tekadnya sudah bulat.
Ia juga rela meninggalkan orangtua dan adiknya di kampung hanya demi menuntut
ilmu.
Saat junaedi masuk ke SMK Negeri 3 Palu, ternyata biaya Penerimaan Siswa
Baru junaedi tidak semua dilunasi, menurut informasi yang kami dapatkan dari
salah seorang guru di SMK tersebut, masih ada setengah lagi yang harus
dilunasi. Begitu pula dengan biaya komite perbulannya, ia menunggak hingga 3
bulan, beberapa waktu lalu, yayasan masjid tempat junaedi tinggal membantu
meringankan biayanya. Tapi, lagi-lagi juga baru setengah. Jangankan bayar
sekolah, untuk makan saja ia sendiri masih susah. Bersyukur sudah dapat tempat
tinggal.
Junaedi mencoba mandiri dan tidak ingin merepotkan orang lain. Di luar
jam sekolah, selain menjaga masjid dan mengajar anak-anak kompleks mengaji. Ia
juga membuka jasa privat bahasa inggris dan fisika, untuk keperluan sekolah dan
makan sehari-harinya. Saat ini, untuk mengembangkan kepribadiannya ia memilih aktif
di Organisasi Intra Sekolah, bagian PIK-KRR (Pusat Konsultasi Kesehatan Reproduksi
Remaja). (elpk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan ragu untuk berbagi pikiran. Kami menanti komentar Anda.